Minggu, 02 Desember 2012

Halo sesama para pemilik rumah baru !

Halo para pemilik rumah baru, baik yang sudah menabung ratusan tahun seperti saya, atau yang baru saja memenangkan undian berhadiah rumah baru, dilengkapi bonus pasangan hidup yang tidak kalah gres ! :)

Selamat datang di blog kecil saya. Isinya, kurang lebih mengenai bagaimana merencanakan, mengisi dan menata rumah baru, tips2 yang mungkin bermanfaat, dan mungkin juga tips yang lebih banyak mudaratnya he3

Kenapa saya buat blog ini ?

Akhirnya, setelah menghabiskan hampir seluruh life-savings saya via KPR untuk membeli rumah. Muncul lah pertanyaan, mengisi rumahnya pake apa yah ?

Dimana membeli furniture, bagaimana mencari barang dengan harga yang lebih miring, apakah perlu menculik sofa ibu saya, dan juga panci-piring-sendok-garpu ibu mertua saya, atau cukup berkarpet dahulu.

Karena saya cukup lama melanglang buana virtual hanya untuk mencari sebuah web yang berisikan informasi bermanfaat saat mengisi rumah baru (sudah 6 bulan kami pindah ke rumah baru - lebih tepatnya, rumah tua yang sudah sedikit direnovasi), kini tibalah saatnya untuk mungkin berbagi sedikit pengalaman tentang mengisi rumah.

Jadi, bagaimana yaaa... cara mengisi rumah baru ?

Few tips to consider:

1. Perhitungkan sisa uang dari pembelian rumah, jikalau cukup untuk membeli barang baru, apa yah yang kira2 wajib hukumnya?

Barang elektronik... dibeli dengan air mata, dimanfaatkan dengan suka-ria.  Di laman-laman berikutnya, saya akan bedah lebih lanjut barang2 that cost me an arm and a leg ini.
  • Untuk keluarga kecil saya, e-stuff yang sudah tidak mungkin ditawar adalah lemari es, kompor dan mesin cuci.
  • Untuk balita saya yang sumu'an, AC tidak dapat ditawar. Tapi Bapak-Ibunya bisa kipas angin dulu.
  • Untuk suami saya dan anak2... Televisi berwarna, plus cable TV.
Tempat tidur... wajib hukumnya. Baju dan dasi suami yang jumlahnya melebihi rok saya, dipaksa untuk menghuni koper dulu. Sampai tabungan cukup untuk membeli lemari yang sesuai ukurannya dengan jumlah baju kita berdua. Dalam kasus saya, sebelum membeli lemari, kami beli gantungan baju seperti di toko2.

Kamar Tamu: Entah karpet persia berbulu milik ibu saya, atau tikar murah di Carrefour, kamar tamu akhirnya diisi dengan alas. Di ruang tamu kami makan, nonton TV, duduk2 lesehan.

2. Lalu sisanya ?

Solusi mengisi rumah, sebenarnya kembali kepada diri kita sendiri. Berapa penghasilan kita, berapa yang bisa kita tabung, berapa yang prioritas, dan mana yang cuman dekorasi saja. Utamanya, berikut ini beberapa sumber:
  • Keluarga. Tanyakan kepada Bapak, Ibu, Bapak Mertua, Ibu Mertua, Tante, Oom, Kakak, Adik, sekiranya ada barang yang terasa tidak bermanfaat lagi di rumah mereka. Ibu Mertua saya berbaik hati memberikan lemari besar yang akhirnya dipakai untuk menyimpan makanan. Ibu saya menghibahkan lemari pakaian yang saya pakai semenjak sebelum menikah, dan panci-panci. Bapak Mertua saya menyumbangkan pintu garasi... I'm not sure what to do yet about it he3
  • Kaskus.com, barang bekas kondisi bagus. Everything is just an email away.
  • Menabung. Buat perencanaan yang baik tentang hal-hal yang perlu dibeli. Jangan merasa terburu-buru mengisi rumah. Siapa tahu, barang yang ditaksir minggu ini, tiba2 sale minggu depan. Sofa yang sudah diimpi-impikan ternyata mendapatkan saingan sengit dari sofa toko sebelah. Kasur tempur di toko A ternyata sedikit lebih murah dari kasur tempur toko B.
Banyak juga barang2 kecil, macam pembersih lantai, kaca, sabun cuci, ember, sapu, handuk, lap kain, kain pel, dan seribu satu barang yang bisa dibeli di supermarket atau pasar.  Expect to spend some amount on it too !

Baiklah... semoga beberapa posting saya berikutnya dapat membantu teman2 yang sedang berusaha mengisi rumah. Silahkan juga untuk teman2 yang ingin berbagi pengalaman dalam mengisi rumah, mengisi komentar di bawah ini...

Enjoy the house tour !

Wilayah Sambut atau Landing Strip

Jadi,… apa yah yang dimaksud dengan Wilayah Sambut?
Konon, wilayah sambut adalah area dalam rumah yang letaknya paliiing dekat dari pintu utama rumah. Kalau dalam blog-blog rumah-rumah Amerikah, wilayah sambut disebut juga sebagai landing strip.

Apabila membangun rumah, wilayah sambut biasanya disesuaikan dengan kebiasaan penghuni saat pertama masuk ke rumah, yaitu menyalakan lampu ruangan dan (for the shameless not-yet-green-me), untuk meraih remote AC. Demikian juga dengan kebiasaan keluar rumah, lazimnya ditempatkan cermin cukup besar untuk solekan terakhir sebelum perdana keluar rumah.



Lalu,… bagaimana cara untuk membuat Wilayah Sambut yang bermanfaat?
Cakupan wilayah sambut sangat tergantung dari posisi pintu utama rumah dan luas area rumah yang kita inginkan. Tapi utamanya, ada beberapa tips yang bermanfaat apabila diperhatikan:
1. Coba dikenali kebiasaan para penghuni rumah, supaya wilayah sambutnya bermanfaat. Misalnya…
  • Suami saya berkebiasaan, begitu masuk rumah, langsung menaruh kunci rumah, kunci mobil, uang receh, dan ticket2 bekas parkiran di sembarang meja, tempat tidur atau meja televisi
  • Si sulung pulang sekolah biasanya langsung ‘lempar’ tas sekolah ke meja atau sofa.
  • Dikarenakan titah no-shoe policy di dalam rumah, akhirnya sepatu-sepatu tersebar dekat pintu masuk utama, dan di pojok-pojok rumah.
  • Suami suka menggunakan sendok sepatu saat memakai sepatu. Sayangnya, sepertihalnya seribu barang lainnya di rumah, sepatu sendok selalu berkesempatan menghindar saat tengah dicari.
2. Tapi dilain pihak, wilayah sambut yang tertata rapi bisa membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik. Misalnya, semua kebutuhan saat pergi meninggalkan rumah, terlokalisir bersama:
  • Kunci-kunci rumah, gerbang dan mobil, mudah dicari.
  • Pagi-pagi si sulung tahu dimana letak sepatunya, dan suami tahu dimana letak sendok sepatunya – dan dimana mengembalikannya.
  • Sepatu yang meteran argonya cukup tinggi, mudah dicari.
  • Sepatu yang jarang terpakai, tersimpan dengan baik, tetapi tetap mudah diraih.
  • Recehan untuk parkir terkumpul tidak mubazir - tercecer di tempat yang tepat.
  • Dan yang paling penting - bisa final check penampilan dengan adanya kaca, persis sebelum  tebar pesona di luar rumah.
3. Selain itu, pikirkan hal-hal penting dan hal-hal yang tidak kalah penting. Hal-hal yang akan sangat bermanfaat untuk ditaruh dekat-dekat pintu masuk. Misalnya
    • Anteknya kaca, alias sisir.
    • Sobat-sobatnya sepatu kulit: semir sepatu, lap sepatu, sikat sepatu dan sendok sepatu.
    • Teman-temannya mati lampu (apalagi kalau lokasi sekring di luar rumah): senter dan lilin. Pernah kan masuk rumah atau harus keluar rumah saat mati lampu dan bingung dimana letak senter?
Walhasil, wilayah sambutnya… seperti apa rupanya?



Voila ! Ta-da !
  1. Sepatu terlokalisir pada 2 wilayah.
    • Sepatu yang jarang dipakai, dalam “rumah” sepatu, dan
    • Sepatu globe-trotter yang wajib turut saat saya melanglang trotoir Jakarta Raya, di rak terbuka… supaya dapat diangin-anginkan dan menjaga kesegaran. Demikian juga dengan sepatu anak, sengaja di luar agar balita saya tahu dimana harus ambil dan menempatkan sepatunya saat pulang bepergian.
  1. Pemanfaatan “bench” kecil yang multi-fungsi, baik sebagai
    • Parkiran tas bapak, ibu, anak saat pulang rumah
    • Tempat duduk saat menggunakan sepatu, dan
    • Rak terbuka untuk sepatu yang baru saja terpakai.

Bench dan rumah sepatu, dapet satu paket dari Informa (kondisi sale, sale, sale !).


  1. Landing Strip yang berpenghuni
  • Aneka kunci: mobil, rumah, pagar.
Memang terdapat pilihan untuk menggantungkan Kunci di gantungan dinding, but I doubt hubby will be diligent enough to put it there. Nampan perak ini saya dapatkan di Vinoti.
  • Kotak pengumpul gobanan dan recehan – jangan salah, koin-koin cepe’an ini lama-lama beranak pinak menjadi seribu keping !
Biasanya seminggu-duamingguan saya check, lumayan untuk tambahan bayar parkiran mall Jakarta yang nilainya kian menjadi-jadi. Kebetulan ada kotak souvenir nikahan adik yang cukup kecil, tapi juga muat banyak. Gratis, antik dan bagus !
  • Surat2 Tagihan Listrik dan Air
Sengaja ditaruh di sini, supaya terus menghantui dan segera dibayar ha3
  1. Lantern dengan lilin
Bukan karena romantis, tapi siapa tahu, siapa tahu batre senter habis ?! Walau memang alasan sebenarnya adalah untuk mempercantik dan memberi warna pada rumah sepatu J Tapi boleh kan menaruh asesoris yang fungsional ? Lantern turquois ini saya dapatkan di sebuah toko kecil di Amerika, tapi bisa dicari di amazon.com juga kok.
  • Vas Bunga
Alkisah, suatu hari, datanglah tamu ke rumah membawa bunga. Pada hari itu juga, saya sadar untuk paling tidak punya satu buah vas bunga. Semoga potterybarn.com masih jual barang yang sama atau tidak.
  • Kaca untuk cek kondisi penampilan, terakhir sebelum berangkat keluar rumah. 
  • Laci dari rumah sepatu, berisikan
    1. Anteknya kaca
    2. Sobat-sobatnya sepatu kulit
    3. Teman-temannya mati lampu
    4. Payung (a-ha !)
    5. ATK (mumpung lacinya muat)
    6. Isian Zippo – maklum suami hanya boleh merokok di luar, teras rumah.


Ke depannya,…
  • Pengen juga punya kaca yang berbingkai. Walau terlihat gundul, tapi yang sekarang cukup fungsional.
  • Sepatu yang mulai beranak-pinak juga perlu diantisipasi dengan membeli rumah sepatu yang mungkin lebih besar.
  • Dibawah saklar dan remote AC, kayaknya masih ada space untuk taruh lukisan kecil, ya? Sesuatu yang warnanya nyambung dengan seantero jagad wilayah sambut.
  • Jaket hujan, jaket motor (halah kayak punya jaket motor aja), dan jaket nongkrong, terkadang masih tergeletak di sofa. Apa mungkin perlu dibuat beberapa hook di belakang pintu? Tapi kok kayaknya jelek ya?
  • Hubby pengen pasang wadah payung, tapi sejauh ini payung masih bisa diselipkan di mobil, dan dilipat masuk laci…
Then again, less is more, less is more, I told myself. [contact-form][contact-field label='Name' type='name' required='1'/][contact-field label='Email' type='email' required='1'/][contact-field label='Comment' type='textarea' required='1'/][/contact-form]